Sudah sifat manusia tidak akan pernah puas dengan apa yang didapatnya. Begitu juga dalam bidang otomotif, apa yang diproduksi oleh produsen kendaraan bermotor kadang tidak memuaskan pengendaranya.
Kendaraan yang didapat dalam keadaan standar, dirasa kurang oleh pemakainya. Mulai bentuk sampai kinerja mesin yang dinilai tidak mumpuni. Padahal produsen membuat kendaraan dengan spesifikasi standar karena spesifikasi itulah yang paling baik untuk digunakan sehari-hari. Yang merupakan kompromi antara performa dengan ketahahan mesin itu sendiri.
Tapi yang diinginkan masyarakat pengguna adalah meningkatkan daya dengan tetap mengandalkan mesin standar, tanpa membongkar mesin yang orisinal.
Ada 4 faktor yang harus diperhatikan untuk meningkatkan daya mesin standar tersebut. Yang pertama adalah pelumasan, di mana diperlukan pelumas yang sanggup mengurangi atau bahkan menghilangkan gesekan di bagian mesin yang bergerak.
Yang kedua adalah, pengapian. Artinya pembakaran yang sempurna membutuhkan pengapian yang sempurna pula, api yang besar. Yang ketiga adalah kualitas bahan bakar. Faktor ketiga ini diatasi dengan alat yang mampu meningkatkan kualitas bahan bakar di Indonesia yang tidak begitu baik.
Sedangkan faktor keempat adalah diperlukan udara untuk proses pembakaran di mesin. Untuk dapat meningkatkan tenaga mesin, biasanya pemasukan udara dilakukan dengan cara memperbesar kapasitas udara yang masuk ke mesin.
Tjahja Tandjung dari Toda Racing yang menjual segala macam merek oli dalam dan luar negeri mengatakan bahwa untuk oli misalnya, sekarang trend-nya adalah dengan oli encer.
Misalnya, bila dulu memakai oli SAE 20W-50 sekarang lebih kepada oli dengan ukuran 10W-40, 5W-40 atau malah menggunakan dengan tingkat keenceran 0W-40. SAE merupakan kependekan dari Society Automotive Engineering adalah ukuran dari tingkat kekentalan oli. Makin besar angkanya makin kental oli tersebut, begitu juga sebaliknya.
”Memang dulu dianggap bahwa oli dengan tingkat keenceran tersebut hanya digunakan untuk musim dingin. Tapi sekarang oli encer ini lebih diarahkan kepada teknologi mesin yang maju pesat. Teknologi oli ini mengikuti teknologi mesin,” ujar Tjahja lagi.
Sementara itu, Agus Susanto, Kepala Bengkel Hyundai menambahkan bahwa penggunaan oli encer ini karena teknologi mesin kendaraan yang makin rumit dan canggih. Efeknya, gesekan antarkomponen seperti piston dan dinding silinder makin kecil, mesin berputar lebih ringan. Otomatis mesin terasa lebih bertenaga dan lebih hemat bahan bakar.
Tjahja mencontohkan, terhadap mesin-mesin kendaraan tahun 1995 ke atas. Bila dulu masih menggunakan 8 katup sekarang sudah menjadi 16 katup. Dulu masih menggunakan sistem karburator sekarang sudah digantikan sistem injeksi yang lebih akurat. Ataupun penggunaan katup hidrolik maupun system DOHC dan VTEC.
Tapi untuk mesin lama lebih baik menggunakan oli dengan ukuran SAE 20W-50.
”Bukan apa-apa, selain teknologi mesin belum secanggih sekarang, penggunaan oli yang lebih encer akan mengakibatkan mesin lebih berisik. Di mana sudah banyak komponen yang aus, terutama ring piston,” jelas Tjahja. Belum lagi dengan oli yang cepat menguap.
Oli-oli yang cukup banyak dipakai adalah oli dengan merek Top 1, Pennzoil, Shell, Agip, Castrol, Motul, Repsol, ujar Tjahja lagi seraya mengatakan bahwa Mobil 1 masih merupakan produsen terbesar oli di dunia.
Sedangkan untuk busi dan kabel busi ini terkait dengan pengapian. Makin besar pengapian yang dihasilkan makin sempurna pembakaran yang terjadi. Tenaga yang dihasilkan akan makin besar.
Trend untuk pengapian saat ini adalah dengan menggunakan busi dengan kepala lebih dari satu. Bisa 4 atau dengan kepala pengapian 360 derajat, contohnya busi Varso Silver 360o
”Busi kepala banyak ini lebih sering diterapkan di busi-busi buatan Amerika dan Eropa berbahan platinum ataupun perak. Sedangkan busi buatan Jepang, NGK atau Nippon Denso, terkenal dengan tipe satu jarum kecil dengan bahan iridium. Dan masing-masing mempunyai keunggulan tersendiri,” ujar Tjahja yang juga menjual komponen tersebut di tokonya..
Tapi, menurut Agus, tidak semua busi ataupun kabel busi tersebut yang cocok untuk dipakai satu kendaraan tertentu. Kalau tidak sesuai dengan spesifikasi pabrik, malah akan menimbulkan efek samping yang cukup mengganggu. ”Saling mempertukarkan antar- busi dengan satu tipe mesin dengan tahun yang berbeda belum tentu akan cocok,” ujar Kepala Bengkel Hyundai tersebut.
Hanya saja untuk mendapatkan pengapian yang sempurna tersebut harus ditebus dengan harga di atas rata-rata busi standar. Untuk busi merek Varso Silver saja dihargai dengan Rp 27.500/satuan. Belum lagi dengan busi Varso Silver pengapian 360 derajat, harga Rp 75 ribu/satuan.
Terhadap merek busi XR, Bosch dan Beru, harganya sekitar Rp 30 ribu sampai Rp 35 ribu. Sedangkan buatan Jepang seperti NGK dan Denso sekitar PR 40 ribu sampai Rp 50 ribu.
Agar pengapian menjadi lebih sempurna, diperlukan kabel busi ”racing”. Dinamakan kabel busi ”racing” karena dibuat tanpa hambatan. Penggunaannya sendiri memang untuk keperluan balap.
Karena itu disarankan pemakaiannya hanya untuk keperluan balap, karena bila digunakan untuk keperluan sehari-hari akan terasa sedikit mengganggu adanya storing ketika menggunakan audio.
Peningkat Kualitas Bahan Bakar
Beralih ke alat yang dapat meningkatkan kualitas bahan bakar, ada beberapa merek yang beredar dan cukup terkenal, mulai dari Broquet (baca: Bro-Kei), Fuelmax dan Power Plus.
Awalnya keberadaan alat seperti Broquet dan Power Plus lahir dari kebutuhan medan tempur dan hasil penelitian teknologi militer yang canggih di masa Perang Dunia II. Pada saat itu kualitas bahan bakar tidak begitu baik. Karena kualitas bahan bakar yang tidak begitu baik, diperlukan alat untuk mengubah kualitas bahan bakar menjadi lebih baik.
Prinsip kerja Broquet (dihargai Rp 200 ribu sampai Rp 4,5 juta dengan spesifikasi masing-masing), yang ditemukan oleh Henry Broquet warga negara Inggri, bekerja secara kimiawi untuk menyempurnakan proses pembakaran di dalam mesin. Dengan kualitas bahan bakar yang baik didapatkan pembakaran yang sempurna. Otomatis daya mesin meningkat, pemakaian BBM berkurang dan emisi menjadi lebih rendah.
Kalau Broquet bekerja secara kimiawi, Fuel Max mengandalkan gaya magnetic. Fuel Max seharga Rp 500 ribu tersebut diklaim sanggup mengionisasi dan meyempurnakan kualitas molekul bahan bakar bensin dan solar yang membuat proses pembakaran menjadi lebih sempurna.
Sedangkan sistem kerja Power Plus selain mengandalkan tin amalgan untuk menyeragamkan unsur yang terdapat dibahan bakar, juga menggunakan prinsip magnetic yang fungsinya untuk lebih menyempurnakan atau menguatkan ikatan unsur di dalam bahan bakar tersebut, ungkap Alex dari PT Gemilang Berkat Usaha distributor Power Plus di Indonesia.
Proses pembakaran juga membutuhkan udara selain bahan bakar dan pengapian, semakin banyak udara yang masuk semakin besar tenaga yang ditimbulkannya. Dalam hal ini terdapat tiga merek yang banyak dikenal, K&N, Turbo Cyclone dan Proxima.
Bila filter K&N seharga Rp 350 ribu sampai Rp 400 ribu tersebut mampu menangkap udara yang lebih banyak, Turbo Cyclone fungsinya hanya membuat udara yang masuk membentuk pusaran, mirip dengan angin topan Tornado, dengan demikian campuran bahan bakar dan udara yang terbakar akan lebih banyak dibandingkan tanpa menggunakan Turbo Cyclone (Rp 120ribu-an untuk semua tipe mobil) yang dulu dipasang sebelum karburator atau injeksi.
”Sekarang sudah ada yang ditempatkan di intake manifold, atau di saluran masuk,” ujar Agus mengomentari banyaknya alat untuk meningkatkan daya mesin standar.
Sedangkan Proxima (Rp 1,5 juta sampai Rp 2,5 juta), lebih mirip dengan cara kerja turbin. Dipasang sebelum karburator atau injeksi, udara yang terhisap mesin membuat turbin berputar kencang sekaligus mendorong udara ke dalam mesin. Mirip dengan prinsip kerja turbo.
Proxima sendiri terdiri dari tiga tipe, yaitu dengan satu turbin, dua turbin tiga turbin.
Dengan tiga turbin, udara yang dimampatkan menjadi lebih banyak, otomatis tenaga yang dihasilkan menjadi lebih besar.
Turbo Lebih Efektif
Ada juga alat penambah daya bernama turbo, yang tugasnya memampatkan udara yang diperlukan mesin. Sehingga udara akan lebih banyak masuk ke dalam ruang bakar.
Menurut Melvin dari Turbo One Pte Ltd yang berkedudukan di Singapura, kerja turbo lebih efektif dalam menyediakan udara yang diperlukan untuk proses pembakaran. Udara yang biasanya diisap karena proses kevakuman mesin, tapi dengan turbo justru udara dimampatkan untuk diteruskan ke dalam ruang pembakaran.
Prinsip kerjanya memanfaatkan sisa gas buangan pembakaran yang seterusnya dipakai untuk menggerakkan turbin, dan turbin yang berputar inilah yang kemudian menghisap udara lepas untuk kemudian disalurkan ke mesin.
Tapi kami, ujar Melvin, baru menghasilkan turbo untuk digunakan di kendaraan Toyota Kijang dan Isuzu Panther. Di Indonesia kendaraan itulah yang paling banyak populasinya. Di pameran Jakarta Motor Show lalu turbo dari Turbo One ini dihargai Rp 10 juta untuk Isuzu Panther dan Rp 7 juta untuk Panther Touring. Untuk Toyota Kijang baru akan tersedia Spetember ini, ujar Melvin.
Jadi banyak alternatif untuk meningkatkan daya dengan 4 faktor di atas, baik pelumas, pengapian, bahan bakar dan udara. Tentunya bila keempat faktor tersebut dipakai secara berbarengan akan lebih efektif dari pada misalnya hanya memakai Proxima dengan api yang lebih besar dari busi.
Karena kualitas bahan bakar juga menentukan, bila lebih homogen ditambah dengan pengapian dan pemasukan udara yang lebih banyak, otomatis tenaga yang didapat akan lebih besar. Malah, konsumsi bisa makin irit karena dengan tenaga yang besar pengemudi hanya perlu menginjak pedal gas sedikit saja.
Copyright © Sinar Harapan 2002
mesin turbo
ANggI, Jumat, Januari 09, 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Broo minta tolong pencerahan nih bisa ga ya,Engine standar dengan bahan bakar bensin sistem injection electronic(BMW 520i),di tambah Turbocharger.Untuk menjaga safty engine dari over compresi. Dengan komponen Engine Standar,langkah langkah apa yah thanks.
1 Juli 2010 07
Pernah coba Turbo Cyclone performance Engine sama aja deh seperti standar. Kalo Supercharger belom pernah coba cari ex nya dimana ya...
sy punya kijang grand th 1995 1500cc,namun sy merasa tenaga yg dihasilkan tdk begitu besar,walau sudah di tune up.menurut montir saya,semua komponen mesin masih berfungsi dengan baik...apakah memang kriteria kijang dengan 1500cc spt itu atau bisa datambah turbo biar tenaga bs lebih oke..